Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Senin, 27 Mei 2013

Analisis Telaga Biru



1.  Analisis Sinopsis
Dibelahan bumi Halmahera Utara tepatnya di wilayah Galela dusun Lisawa terjadi kegemparan pada petang hari diantara penduduk Lisawa yang masih jarang karena mereka menemukan sebuah telaga yang mengeluarkan air berwarna bening kebiruan dan berada dibawah pohon beringin yang membuat mereka kebingungan. Berita tentang terbentuknya telaga pun tersiar dengan cepat karna di daerah itu tergolong sulit air, lalu upacara adat digelar untuk menguak misteri timbulnya telaga kecil itu. Penelusuran lewat ritual adat berupa pemanggilan terhadap roh-roh leluhur sampai kepada penyembahan Jou Giki Moi atau Jou maduhutu (Allah yang Esa atau Allah Sang Pencipta) pun dilakukan. Akhirnya mereka mendapatkan jawaban bahwa telaga itu berasal dari akibat patah hati yang remuk-redam, meneteskan air mata, mengalir dan mengalir menjadi sumber mata air. Kemudian dolodolo (kentongan) pun dibunyikan sebagai isyarat agar semua penduduk dusun Lisawa berkumpul. Mereka bergegas untuk datang dan mendengarkan dengan sopan dan tertib hasil temuan yang akan disampaikan oleh sang Tetua adat. Suasana pun berubah menjadi hening. Hanya bunyi desiran angin dan desahan nafas penduduk yang terdengar.

Setelah berkumpul, Tetua adat menanyakan kepada para penduduk siapa saja yang tidak hadir dan juga tidak ada dirumah. Para penduduk mulai saling memandang. Masing-masing sibuk menghitung jumlah anggota keluarganya. Dari jumlah yang tidak banyak itu mudah diketahui bahwa ada dua keluarga yang kehilangan anggotanya. Karena enggan menyebutkan nama kedua anak itu, mereka hanya menyapa dengan panggilan umum orang Galela yakni Majojaru (nona) dan Magohiduuru (nyong) yang tidak lain adalah sepasang kekasih. Magohiduuru telah pergi merantau sejak enam bulan yang lalu, sementara Majojaru baru saja pergi dr rumah dua hari yang lalu.

Sebelum Magohiduuru pergi merantau, Ia dan Majojaru untuk sehidup semati. Walaupun berbagai cobaan datang mereka tetep berpegang pada janjinya, apabila tidak mereka lebih baik mati ketimbang hidup melanggar janji. Majojaru tetap setia menunggu Magohiduuru. Namun pada saat Magohiduuru ingin kembali ke dusun Lisawa untuk melamar Majojaru, Ia dihantam oleh badai yang membuat meninggal dunia. Dan berita tersebut telah tersebar di dusun Lisawa dan didengar oleh Majojaru yang membuat sangat sedih karena janji sehidup-semati seolah menjadi boomerang kematian. Dalam keadaan yang sangat tidak bergairah Majojaru mencoba mencari tempat berteduh sembari menenangkan hatinya. Ia pun duduk berteduh di bawah pohon Beringin sambil meratapi kisah cintanya. Air mata yang tak terbendung bagaikan tanggul dan bendungan yang terlepas, airnya terus mengalir hingga menguak, tergenang dan menenggelamkan bebatuan tajam yang ada di bawah pohon beringin itu. Majojaru akhirnya tenggelam oleh air matanya sendiri. Telaga kecil pun terbentuk. Airnya sebening air mata dan warnanya sebiru pupil mata nona endo Lisawa. Penduduk dusun Lisawa pun berkabung. Mereka berjanji akan menjaga dan memelihara telaga yang mereka namakan Telaga Biru.

2.  Analisis Intrinsik
1.    Tema             : Kesetiaan berakhir Maut
·         Alasan   : menceritakan kasih cinta sepasang kekasih yg berakhir menyedihkan.
2.    Amanat         : Kita menyayangi orang harus setulus hati tp kita juga harus memikirkan kesehatan diri sendiri dan jangan terlalu berlarut dalam kepedihan.
·         Alasan   : Karena orang kita sayangi belum tentu sayang kepada kita, dan orang yang kita tangisi blum tentu mau menangisi pasangannya.
3.    Latar
-          Latar tempat             : dusun Lisawa, dibawah pohon beringin
-          Latar suasana         : mengharukan dan menyedihkan
-          Latar waktu              : sore hari
4.    Penokohan
-          Penduduk dusun Lisawa             : baik, percaya kepada roh leluhur dan peduli
-          Tetua adat                            : bijaksana
-          Magohiduuru                      : pekerja keras, ulet, setia, tepat janji
-          Majojaru                               ; setia, penyayang

3.  Analisis Nilai
I.        Nilai Sosial
-          Mereka berjanji akan menjaga dan memelihara telaga yang mereka namakan Telaga Biru.
-          Penduduk dusun Lisawa pun berkabung.
II.        Nilai Budaya
-          Upacara adat digelar untuk menguak misteri timbulnya telaga kecil itu.
-          Dolodolo (kentongan) pun dibunyikan sebagai isyarat agar semua penduduk dusun Lisawa berkumpul.
III.        Nilai Moral
-          Mereka bergegas untuk datang dan mendengarkan dengan sopan dan tertib hasil temuan yang akan disampaikan oleh sang Tetua adat.
4.  Analisis Sosial
I.              Asal Daerah                  : Galela, Halmahera Utara
II.            Hal yang dapat dipetik             : Kita harus berjuang untuk menjadi seseorang yang selalu menepati janji yg telah kita ucapkan dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar